300x300

Wednesday, November 30, 2011

Sehat dengan Teh Lidah Buaya

Tanaman lidah buaya mempunyai bentuk fisik yang elok, tak salah jika banyak orang menanamnya sebagai tanaman hias penyemarak taman. Kini lidah buaya semakin populer, tak hanya manfaat untuk kesehatan maupun kecantikan yang terus diteliti. Gel atau daging dari pelepah daun ternyata juga lezat untuk dikonsumsi.

Lidah buaya merupakan tanaman sukulen tahunan.  Daun berdaging tebal dan banyak mengandung lendir atau gel.  Lidah buaya dapat digunakan sebagai tanaman hias, tanaman obat, maupun minuman. Dari lebih 300 jenis Aloe, hanya tiga jenis yang diusahakan secara komersial, yaitu Aloe vera (Aloe barbadensis Miller), Aloe perryi dan Aloe ferox.  Di antara ketiga jenis Aloe tersebut, hanya jenis Aloe vera yang paling berpotensi untuk dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan industri farmasi, pangan dan kosmetika.
Cairan lidah buaya mengandung unsur utama, yaitu  aloin, emodin, gum dan unsur lain seperti minyak atsiri.  Senyawa-senyawa gula juga terdapat pada lidah buaya dalam bentuk mannosa, glukosa, serta sejumlah kecil silosa, arabinosa, galaktosa, ramnosa  serta enzim-enzim oksidase.
Manfaat produk yang dihasilkan dari lidah buaya dapat berupa shampo, pasta gigi, dan aneka macam kosmetik lainnya malahan sekarang telah dijual dalam bentuk minuman koktail.  Kegunaannya bagi kesehatan manusia antara lain untuk mengobati sakit kepala/pusing, sembelit, kejang pada anak, kurang gizi, batuk rejan, muntah darah, kencin manis, wasir, peluruh haid dan penyubur rambut.  Selain itu lidah buaya juga bermanfaat sebagai penyembuh luka dan luka bakar serta mengurangi infeksi.
Selama ini dalam pemanfaatan lidah buaya menjadi produk pangan yang digunakan adalah daging buah, dan untuk kulit masih menjadi limbah. Tetapi sebenarnya untuk kulit lidah buaya juga bisa di manfaatkan sebagai bahan pangan berupa teh lidah buaya, sehingga dalam hal ini dapat memanfaatkan limbah yang tidak digunakan menjadi alternativ pangan yang bernilai ekonomis.
Teh lidah buaya merupakan bentuk olahan dari kulit lidah buaya yang dapat di sedu seperti meminum teh dari daun teh. Teh lidah buaya memiliki khasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap beberapa jenis penyakit, menghilangkan stres, menyembuhkan sakit pencernaan dan mengeluarkan sisa zat kimia dari tubuh. Pengolahan teh lidah buaya sangatlah mudah, dapat dibuat dengan alat-alat sederhana.
Berikut ini proses pembuatan teh dari kulit lidah buaya:

BAHAN    :
•    Kulit daun lidah buaya yang berwarna hijau.
ALAT    :
•    Pisau
•    Telenan
•    Nampan
CARA KERJA    :
  1. Kulit daun dicuci hingga bersih dan ditiriskan.
  2. Dipotong kecil-kecil atau dirajang seperti daun teh, lalu dijemur di bawah terik matahari hingga kering atau dioven.
  3. Setelah kering, teh dari lidah buaya siap dikonsumsi seperti teh tubruk dan dikonsumsi seperti teh biasa.
  4. Bisa juga dibuat  bubuk, kemudian dikemas dalam kantung kertas seperti teh celup.
Sumber : http://bisnisukm.com/sehat-dengan-lidah-buaya.html

Selai Sehat Lidah Buaya


Lidah-BuayaLidah buaya merupakan  tanaman  hias  yang  banyak memenuhi  pot  di  rumah-rumah,  Lidah buaya juga mudah ditanam di pekarangan atau lingkungan sekitar kita. Akan  tetapi  ternyata  lidah  buaya mempakan  tanaman yang  memiliki  banyak  kandungan  zat  bermanfaat  untuk  menyembuhkan  berbagai penyakit.

Daun lidah buaya sebagian besar berisi pulp atau daging daun yang mengandung getah bening dan lekat. Sedangkan bagian luar daun berupa kulit tebal yang berklorofil.Secara kuantitatif, protein dalam lidah buaya ditemukan dalan jumlah yang cukup kecil, akan tetapi secara kualitatif protein lidah buaya kaya akan asam-asam amino esensial terutama leusin, lisin, valin dan histidin. Selain kaya akan asam-asam amino esensial, gel lidah buaya juga kaya akan asam glutamat dan asam aspartat. Vitamin dalam lidah buaya larut dalam lemak, selain itu juga terdapat asam folat dan kholin dalam jumlah kecil (Morsy, 1991).
Kandungan zat gizi yang terdapat pada gel (daging) lidah buaya cukup lengkap, di antaranya, vitamin A, B, C, E, choline, inositol, dan asam folat. Sedangkan kandungan mineralnya terdiri dari kalsium, magnesium, kalium, natrium, besi, seng, dan kromium. Gabungan unsur vitamin dan mineral dalam tumbuhan ini berfungsi sebagai antioksidan alami yang antara lain mampu mencegah serangan jantung dan penuaan dini dengan menghindarkan kerusakan DNA akibat radikal bebas. Penelitian di Hoshi University, Jepang menunjukkan Aloe vera mengandung senyawa antioksidan yang mampu menyingkirkan radikal bebas akibat radiasi. Selain itu lidah buaya juga dimanfaatkan untuk membantu melancarkan saluran pencernaan, sulit buang air besar, batuk, radang tenggorokan, diabetes melitus meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengatasi cacingan dan menyembuhkan luka.
Saat ini, sudah tidak aneh lagi ketika kita menemukan di toserba lidah buaya yang dikemas sebagai minuman, maupun makanan. Selain diolah untuk produk perawatan luar tubuh, lidah buaya memang dapat dikonsumsi dengan mengolahnya menjadi produk makanan. Seperti nata de aloe, sirup, teh, jus, koktail, jelly, dodol, cendol, dan selai lidah buaya.
Setelah mengetahui beragam khasiat lidah buaya dan pemanfaatannya, tidak ada salahnya jika kita mulai mencoba bahan alami yang satu ini untuk menjaga kesehatan kita dan keluarga dengan membuat sendiri produk ini, baik untuk di konsumsi maupun sebagai peluang bisnis usaha. Salah satunya adalah mengolah menjadi selai.
Selai adalah produk makanan yang kental atau setengah padat dibuat dari campuran 45 bagain berat buah (cacah buah) dan 55 bagian berat gula. Tiga bahan pokok pada proses pembuatan selai atau jeli adalah pektin, asam, dan gula dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik.
Selai Lidah buaya adalah bahan berupa pasta yang berkadar gula tinggi dan dibuat dari bubur daging lidah buaya. Pembuatan bahan ini tidak sulit, dan biayanya tidak mahal. Berikut ini adalah cara sederhana mengolah lidah buaya menjadi selai:
Bahan-bahan
  1. 1 kg daging lidah buaya.
  2. 500 gram Gula Pasir.
  3. 0,1 % asam askorbat atau 1 gram per liter air atau asam sitrat 0,2 % atau 2 gram per liter.
  4. 0,5 % natrium benzoat atau 5 gram per kg daging lidah buaya.
  5. 3 gram agar-agar bubuk atau ½ bungkus.

Cara Membuat

  1. Lidah buaya yang sudah bersih direndam di dalam larutan asam askorbat selama 15 menit, lalu ditiriskan dan dihancurkan menggunakan blender.
  2. Hasil hancuran ini dipanaskan sesaat, kemudian ditambahkan gula pasir, asam sitrat, dan agar-agar.
  3. Dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk, lalu ditambahkan bahan pengawet benzoat.
  4. Jika telah terbentuk gel, pemanasan dihentikan dan busa yang ada di permukaan selai dibuang.
  5. Selai siap dikemas dalam botol.
Sumber : http://bisnisukm.com/selai-sehat-lidah-buaya.html

Nikmat dan Hangatnya Ting-ting Jahe

Jahe (Zingiber officinale), merupakan tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Manfaat jahe, berdasar sejumlah penelitian, antara lain:
  1. Merangsang pelepasan hormon adrenalin
  2. Memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Tubuh pun menjadi lebih hangat, kerja jantung memompa darah lebih ringan. Akibatnya, tekanan darah menjadi turun.
Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama, protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan.
Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Di balik rasanya yang pedas, jahe mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Tak heran bila sejak lama Jahe juga banyak digunakan sebagai bahan olahan pangan, salah satunya pengolahan jahe menjadi permen (ting-ting).
Permen merupakan sebuah poduk yang sangat mudah kita jumpai. Cara pembuatan permen ada dua macam, yaitu cara modern dan tradisional. Beberapa tahun terakhir, industri permen modern di Indonesia berkembang sangat cepat yang ditandai dengan semakin banyaknya produk permen dengan bebagai merk. Produk permen sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu Hard candy seperti Kopiko, Hexos, Relaxa, Gulas, Tango, dll, Soft Candy misalnya Kino, Frutella, Mint, dsb, Jelly Candy seperti Yupi, dan jenis terakhir adalah Tabelt candy misalnya Frozz, Boom, dsb. Pada umumnya bahan tambahan perasa yang digunakan industri modern merupakan Flavour Artificial (perasa buatan / kimia) yang masih diimpor dari luar negeri.
Permen (ting-ting) tradisional biasanya memanfaatkan bahan-bahan alami sebagai penambah rasa misalnya jahe. Banyak konsumen yang masih menyukai cita rasa permen yang khas, natural, dan murah. Sehingga permen tradisonal merupakan salah satu peluang usaha yang masih terbuka lebar.
Cara pembuatan permen (ting-ting) jahe adalah sebagai berikut:
Alat-alat yang diperlukan :
  • Kompor
  • Panci teflon / wajan stainless
  • Pengaduk kayu
  • Parut
  • Gelas Ukur
  • Timbangan
  • Termometer • Gunting
  • Pisau Stainless
  • Baskom Plastik
  • Nampan Plastik
  • Kertas Minyak
  • Kantong Plastik
Bahan
  • Potongan jahe 50 kg
  • Tepung ketan 50 kg
  • Gula pasir 50 kg
  • Tepung maizena 5 kg
  • Garam 2 kg
  • Asam sitrat 2 kg
  • Kalium sorbet 200 gr
  • Kayu manis secukupnya
  • Mentega 10 kg
  • Air bersih 400 liter
  • Natrium benzoat 50 gr
  • Bahan bakar minyak 30 liter
Proses pembuatan:
  • Buatlah cairan sari jahe.
  • Sangrai tepung ketan.
  • Buatlah larutan gula.
  • Campurkan sebagian tepung ketan yang telah di sangrai, tepung maizena, dan sebagian sari jahe (adonan A).
  • Campur sisa sari jahe dengan garam, kayu manis, mentega dan panaskan sampai mendidih (adonan B).
  • Adonan A yang sudah jadi di masukkan kedalam adonan B, di campur rata hingga matang (adonan C).
  • larutan gula, asam sitrat, natrium benzoat, kalium sorbat di campur dan di aduk rata (adonan D).
  • Masukkan adonan D di dalam adonan C dan aduk hingga rata dan angkat setelah adonan tercampur dan matang (adonan E).
  • Ambil sebagian sisa tepung ketan yang telah disangrai dan campurkan pada adonan E, sampai kekentalan dirasa cukup. Sisa tepung ketan yang lain bisa di pakai untuk taburan agar produk tidak lengket saat di kemas.
  • Pencetakan, ting-ting yang sudah jadi di tuang dalam loyang dengan ketebalan 0,5 cm-1 cm dan di dinginkan selama ±12 jam.
  • Pemotongan, produk yang telah didinginkan di potong sesuai selera.
  • Penaburan tepung, sisa tepung ketan di gunakan untuk di taburkan pada produk, agar saat pengemasan tidak lengket.
  • Pengemasan, pengemasan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dan memperindah penampakan produk.
Add From
http://bisnisukm.com/nikmat-dan-hangatnya-ting-ting-jahe.html

Tarif SMS Diminta Turun

mobile phone with SMS #2Indonesia Telecommunication Users Group (IDTUG) meminta operator telekomunikasi segera menurunkan tarif SMS.
Permintaan itu seiring terbitnya larangan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) terhadap operator untuk memberikan layanan SMS gratis lintas operator (off-net) mulai 31 Desember 2008 lalu. Sekretaris Jenderal IDTUG Muhammad Jumadi Idris mengatakan, pelanggan seluler maupun telepon tetap mendukung langkah BRTI jika memang untuk kebaikan pelanggan.
Namun,jika tidak ada penurunan tarif dari operator, itu berarti merugikan pelanggan. “Kalau memang untuk menjaga jaringan agar tidak jebol itu bagus saja, artinya melindungi kepentingan pelanggan. Tetapi tarif SMS tentu harus turun sebagai kompensasinya,” desaknya.
Jumadi mengungkapkan, perhitungan untuk menurunkan tarif itu mudah saja, jika sekali mengirim tiga SMS, operator memberikan lima SMS gratis. Itu berarti biaya untuk tiga SMS harus dibagi untuk delapan SMS. “SMS gratis itu kan sebenarnya trik dari operator saja untuk menarik pelanggan. Harga SMS saat ini masih tergolong mahal, padahal bisa lebih murah lagi,”jelasnya.
Menurut Jumadi, pelanggan sebenarnya tidak masalah jika harus membayar, tetapi operator juga harus memberikan harga yang wajar. “Jangan mengambil untung yang terlalu besar.Kalau harga wajarnya Rp50,kita suruh bayar Rp55 tidak ada masalah. Sekarang saja hampir semua operator menerapkan harga SMS Rp250–300. Ini cukup mahal,”ungkapnya.
Division Head Public Relations PT Indosat Tbk Adita Irawati mengaku akan mematuhi setiap aturan yang dibuat pemerintah, dalam hal ini BRTI, termasuk mengenai larangan SMS gratis off-net.”Surat resminya sendiri belum kami lihat, tapi kalau itu sudah merupakan keputusan pemerintah kami akan patuh,” ungkap dia.
Adita menjelaskan, larangan dari BRTI tersebut tidak akan mengganggu perolehan atau target pelanggan Indosat tahun ini karena SMS gratis bukan produk utama Indosat. “Itu hanya pancingan yang diberikan Indosat kepada pelanggan. Jadi tidak akan berpengaruh besar terhadap Indosat,”katanya.
Menurut Adita, pendapatan SMS menyumbang 30% terhadap total pendapatan Indosat secara keseluruhan. “SMS ini masuk ke value added service(VAS) yang kontribusinya ke pendapatan mencapai 30%,”lanjutnya. Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) Hasnul Suhaimi.
Dia menyatakan dukungan dan akan melaksanakan secara bertahap larangan BRTI tersebut.”Kami dukung larangan BRTI itu dan kami akan matikan program SMS gratis seperti yang diminta BRTI,”tegasnya. GM Corporate Communication Telkomsel Azis Fuedi juga tidak memper-masalahkan larangan SMS gratis sepanjang demi kemajuan industri telekomunikasi di Indonesia.
“Saya belum baca aturannya,tapi regulator tentu punya pertimbangan yang cukup baik untuk kemajuan industri telekomunikasi,”katanya. Seperti diketahui, saat ini ada beberapa operator yang memberikan program layanan SMS gratis lintas operator seperti XL, Smart Telecom, Indosat, dan Hutchinson CP Telecom Indonesia (AXIS).
Sebelumnya, Ketua BRTI Basuki Yusuf Iskandar mengatakan, larangan SMS gratis lintas operator ini ditujukan untuk menjaga sistem jaringan telekomunikasi. BRTI menilai jika SMS yang mengarah ke gratis ini dibiarkan maka operator lain akan melakukannya. Hal yang menjadi kekhawatiran BRTI adalah operator besar melakukan hal serupa.
Sumber : Sindo, Jakarta (rakhmat baihaqi)

Membangun Karakter Entrepreneur Sukses



entrepreneur suksesMenjadi seorang entrepreneur sukses tentu bukan perkara mudah. Tidak semua orang bisa berhasil menjalankan usahanya dan menjadi pengusaha yang sukses. Dibutuhkan kerja keras, tekad dan karakter yang kuat untuk bisa mewujudkan hal tersebut. Kira-kira mental seperti apa yang dibutuhkan seorang pelaku usaha untuk bisa mencapai kesuksesannya?
Berikut ini beberapa karakter yang wajib dimiliki seorang pelaku usaha, agar bisnis yang dijalankannya bisa berhasil dan meraih puncak kesuksesannya.


  • Haus akan prestasi
Seorang pengusaha sukses selalu memiliki visi dan misi yang jelas dan berusaha menjadikannya sebagai sebuah prestasi yang harus segera diwujudkan. Dengan pemikiran tersebut, maka Anda akan selalu termotivasi untuk menciptakan prestasi-prestasi baru guna mencapai puncak sukses yang telah diimpikan.
  • Berkarakter mandiri
Sebagai seorang entrepreneur, Anda memiliki tanggungjawab penuh atas kemajuan bisnis yang dijalankan. Apa pun yang terjadi pada bisnis tersebut semua tergantung pada diri Anda. Karena itulah dibutuhkan karakter mandiri agar segala hal yang terjadi pada bisnis Anda bisa diselesaikan dengan baik.
  • Memiliki disiplin diri
Kedisiplinan menjadi kunci kesuksesan seorang pengusaha dalam mengembangkan bisnis-bisnisnya. Dengan membiasakan diri untuk disiplin, maka secara tidak langsung bisnis yang Anda jalankan bisa berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan dan mendapatkan kepercayaan dari para konsumen.
  • Memanfaatkan waktu sebagai peluang
Istilah “Waktu adalah uang” merupakan gambaran yang tepat bagi para pelaku usaha. Sebab setiap waktu yang terlewati dimanfaatkan untuk menciptakan peluang-peluang baru dalam rangka mengembangkan usahanya. Jadi tidak ada salahnya bila Anda mencoba mengatur waktu sebaik-baiknya untuk mencapai target-target yang telah Anda impikan.
    pengusaha sukses
  • Mampu memotivasi diri sendiri
Sebagai seorang pengusaha, Anda berperan sebagai bos bagi diri sendiri maupun bagi usaha yang sedang dijalankan. Jika diibaratkan sebuah kapal, maka Andalah yang memegang kendali kapal tersebut. Jadi sebisa mungkin jaga terus motivasi diri Anda, tetap semangat dan jalankan usaha tersebut sebaik-baiknya.
  • Kreatif dan inovatif
Seorang entrepreneur sukses selalu memiliki ide-ide segar untuk menciptakan inovasi dan kreasi baru bagi perkembangan bisnisnya. Tingginya tingkat kreativitas yang Anda miliki menjadi salah satu modal utama bagi bisnis Anda, sehingga tidak kalah bersaing dengan bisnis lainnya yang ada di pasaran.
  • Berjiwa pemimpin
Karakter pemimpin wajib dimiliki seorang pengusaha untuk mengarahkan bisnisnya menuju puncak kesuksesan. Terkadang sebagai seorang pengusaha, Anda dituntut untuk bisa mengambil keputusan dengan bijak tanpa harus merugikan pihak manapun. Karenanya, jadilah pemimpin yang baik bagi diri sendiri, karyawan, dan bagi perkembangan bisnis Anda.
  • Berani mengambil resiko
Terkadang seorang pengusaha memandang sebuah resiko sebagai peluang. Naluri inilah yang mendorong para pelaku usaha menjadi seorang “petarung” yang berani mengambil resiko untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sebab, pada dasarnya dalam setiap masalah selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
  • Terus belajar dan menambah wawasan
Bagi calon pengusaha sukses, proses pembelajaran tidaklah berhenti di bangku pendidikan formal saja. Setiap jam adalah belajar, baik belajar dari buku, belajar dari ahlinya langsung, maupun belajar dari pengalaman yang di dapatkannya di kehidupan nyata. Semakin sering Anda belajar, maka semakin luas pula wawasan yang bisa Anda jadikan sebagai modal usaha.
  • Pantang menyerah
Kegagalan mungkin sudah menjadi bagian dari perjalanan para pengusaha sukses di Indonesia. Namun kegagalan yang mereka alami tidak lantas membuatnya putus harapan dan berhenti menjalankan usahanya. Jiwa pantang menyerah telah tertanam di dalam diri mereka, sehingga selalu ada cara baru untuk bangkit dari kegagalan yang mereka alami. Karakter inilah yang wajib Anda miliki agar kesuksesan yang Anda impikan bisa terwujud sesuai target yang telah ditentukan.
Meskipun membangun karakter entrepreneur sukses tidaklah semudah membalikan telapak tangan, namun diharapkan dengan informasi tersebut para pembaca bisa termotivasi untuk mulai mempersiapkan diri menjadi calon pengusaha sukses yang berdaya saing tinggi. Maju terus UKM Indonesia, salam sukses.

Sumber : http://bisnisukm.com/membangun-karakter-entrepreneur-sukses.html

Majalah Digital BisnisUKM.com edisi Juni 2011

majalah-digital-bisnisukm-edisi-juni-2011Daftar Isi:
  • Resep Sukses Bisnis Makanan
  • Peluang Bisnis
    • Warung Pecel Lele
    • Soto Kaki Lima
    • Martabak Unyil
    • Bisnis Online melalui Blog
  • Target dan Strategi: 5 Kegagalan dalam


Download versi lengkap:
Download versi parsial:

Peluang Bisnis Online Melalui Blog

Mencoba peluang bisnis online ternyata dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dari mulai menggunakan fasilitas website, blog, hingga jejaring social seperti facebook juga dapat digunakan sebagai media untuk menjalankan bisnis online. Salah satu media yang sering digunakan para pemula untuk mencoba bisnis online yaitu dengan menggunakan blog. Kebanyakan orang memilih blog sebagai media bisnis online yang mereka jalankan, karena media blog yang luas memberikan kesempatan bagi pelaku bisnis online untuk mengisi blognya dengan conten yang mendukung usahanya.
Saat ini peluang bisnis online melalui blog masih terbuka lebar, namun sebagian besar dari masyarakat selalu beranggapan bahwa bisnis online yang berpeluang hanya sebatas bisnis affiliasi, link sales, paid review, atau Adsense saja. Padahal sebenarnya masih banyak bisnis offline yang bisa dikembangkan dengan sistem online melalui blog. Misalnya saja dengan menggunakan blog sebagai toko online, yang menyediakan baju dari toko atau butik offline.
Berikut kami berikan beberapa tips sukses bisnis online dengan menggunakan blog :

  1. Gunakan ruang kosong pada blog Anda untuk menawarkan produk yang menjual. Misalnya saja berupa produk ebook, video tutorial, atau bisa juga berupa bisnis jasa seperti jasa pembuatan website. Disamping itu Anda juga bisa menawarkan produk offline melalui blog untuk menambah omset penjualan produk.
  2. Gunakan iklan sebagai salah satu peluang memperoleh penghasilan tambahan. Iklan yang ditawarkan bisa berupa iklan link, iklan banner, atau iklan pilihan lainnya. Iklan yang memberikan kemudahan biasanya yaitu iklan program affiliate.
  3. Posting info produk yang ditawarkan blog Anda, biasanya para konsumen akan tertarik dengan suatu produk setelah mereka membaca ulasan atau info produk yang menjelaskan kualitas produk yang ditawarkan.
  4. Cantumkan bukti atau pengalaman dari pelanggan yang puas dengan produk yang kita tawarkan. Testimoni dari para pelanggan, dapat meningkatkan kepercayaan konsumen baru akan produk yang kita tawarkan.
  5. Fokus pada satu minat berdasarkan hobi yang Anda suka. Dengan melakukan hal yang disukai, Anda dapat menikmati bisnis online melalui blog sehingga mampu bertahan menjalankan bisnis tersebut dalam jangka waktu yang lama. Biasanya para pelaku bisnis online tidak bertahan dengan bisnisnya, karena mereka kurang sabar dan tidak menikmati apa yang dikerjakannya.
  6. Menjaga loyalitas konsumen yang telah ada, dengan memberikan segala informasi secara jujur dan pelayanan yang penuh keramahan. Sehingga para konsumen dengan senang hati akan kembali lagi ke blog Anda.
 
Dari sebuah blog yang dulu hanya digunakan untuk sharing bersama teman, kini dapat dijadikan sebagai media bisnis yang bisa menghasilkan uang. Sebenarnya semua orang bisa menjalankan bisnis online hanya dengan bermodalkan blog. Yang terpenting adalah kreatifitas untuk selalu memberikan inovasi pada bisnis yang ia jalankan. Salam sukses.



Sumber : http://bisnisukm.com/peluang-bisnis-online-melalui-blog.html

Keuntungan Bisnis Online

     Tak dapat diragukan lagi bahwa kini bisnis online memiliki prospek bisnis  yang cukup besar. Peluang bisnis yang terbilang cukup mudah dan murah untuk dijalankan ini mampu memberikan keuntungan besar bagi para pelaku usahanya. Mulai dari  berjualan barang maupun menawarkan jasa melalui toko online, hingga membantu penawaran produk sebagai reseller maupun affiliate banyak diminati para pencari usaha.
Sama seperti  peluang usaha offline, bisnis online pun juga dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Baik keuntungan dalam bentuk materi maupun keuntungan tidak langsung misalnya berupa luasnya jaringan. Dalam menjalankan bisnis online, besar kecilnya keuntungan yang diperoleh tergantung oleh ketekunan serta optimalisasi website maupun media online yang digunakan.
Bisnis online banyak dijalankan oleh masyarakat, karena bisnis online memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bisnis offline. Berikut beberapa keuntungan bisnis online yang menjadi daya tarik para pencari usaha :
  1. Tidak membutuhkan modal usaha yang terlalu besar. Dalam menjalankan bisnis online, modal bukanlah hal utama bagi para pengusaha. Karena banyak peluang yang dapat dijalankan dengan modal kecil bahkan tanpa modal sama sekali, modal utama yang seharusnya dimiliki adalah fasilitas komputer dan adanya jaringan internet
  2. Menjangkau pasar yang lebih luas dibandingkan toko offline. Keuntungan yang kedua dari bisnis online adalah, luasnya jangkauan pasar. Karena dengan jaringan internet, dapat membantu pemasaran bisnis yang Anda jalankan hingga mencakup semua daerah bahkan sampai ke lain negara. Yang dibutuhkan hanya optimalisasi penggunaan SEO, agar bisnis Anda mudah ditemukan konsumen
  3. Biaya operasional yang cenderung lebih murah dibandingkan bisnis offline. Bisnis online dapat dikerjakan dari rumah, dan tidak terlalu membutuhkan biaya operasional yang terlalu tinggi layaknya bisnis offline
  4. Memberikan keuntungan baik materi maupun non materi. Keuntungan materi yang diperoleh dari bisnis online tidak kalah besar dibandingkan bisnis offline, karena biaya operasional bisnis online yang cenderung masih rendah. Selain itu keuntungan non materi dengan bertambah luasnya jaringan,  juga sangat membantu perkembangan bisnis online yang dijalankan
  5. Waktu kerja bisnis online yang tidak terbatas, bahkan nonstop 24 jam. Karena dalam menjalankan bisnis online yang bekerja adalah sistem, sehingga tugas kita sebagai pemilik usaha hanya memberikan follow up atas permintaan yang telah diterima sistem
  6. Mudahnya pelayanan yang diberikan kepada para konsumen, dengan fasilitas online yang mendukung. Misalnya untuk pembayaran dapat dilakukan dengan mencantumkan nomor rekening perusahaan Anda, sehingga hasil omset penjualan dapat langsung Anda terima.
Jika Anda mencari bisnis yang murah, mudah, dan berpeluang besar, bisnis online dapat menjadi salah satu bisnis yang dapat Anda pilih. Semoga dengan informasi tersebut, dapat memberikan semangat baru bagi Anda untuk mencoba peluang bisnis online. Salam sukses.

Sumber : http://bisnisukm.com/keuntungan-bisnis-online.html

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN “PENILAIAN KELAS, KRITERIA ACUAN PAN DAN PAP”


MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN



“PENILAIAN KELAS, KRITERIA

ACUAN PAN DAN PAP”




Dosen pembimbing :

SUJOKO M.OR












Disusun oleh :
M.BURHAN EFENDI (09.1.01.09.0322)



PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


2011











DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
PENILAIAN KELAS
KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS
A. Pengertian Penilaian Kelas
B. Manfaat Penilaian Kelas
C. Fungsi Penilaian Kelas
D. Rambu-rambu Penilaian Kelas

PENGELOLAAN HASIL PENILAIAN
A. Pengolahan Hasil Penilaian
B. Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar

PENILAIAN PAN DAN PAP
A. Penilaian Acuan Normatif (PAN)
B. Pengembangan Butir Soal Untuk PAN
C. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
D. Pengembangan Butir Soal untuk PAP
E. Perbandingan PAP dan PAN





KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas EVALUASI PEMBELAJARAN ini dengan baik. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman semua yang telah memberikan pengarahan dan dukungan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah EVALUASI PEMBELAJARAN ini dengan baik.

Kami sadar bahwa dalam penulisan ataupun penyampaian dalam tugas ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar dalam penyusunan makalah yang selanjutnya dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan mahasiswa luas pada umumnya. Amin...





Kediri, 25 November 2011






KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS
A. Pengertian Penilaian Kelas

Penilaiankelas merupakan suatu kegiatan guru yangterkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasilbelajar peserta didik yang mengikuti prosespembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yangdiandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungandengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatukompetensi. Jadi penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.

Datayang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dandikumpulkan melalui prosedur, teknik dan alat penilaian yang sesuai dengankompetensi yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakanproses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikankeputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkantahapan belajarnya. Dariproses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapaisejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalamkurikulum.

Penilaiankelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkahperencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlahbukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, danpenggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelasdilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance),penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaianproyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya pesertadidik (portfolio), dan penilaian diri.

Penilaianhasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yangmenyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahamidan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkanuntuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yangdimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didiktidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yangdiharapkan.

UNSUREUNSURE PENILAIAN KELAS MENCAKUP :
a.Evaluasi
Evaluasiadalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telahdirencanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pulauntuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengankeputusan nilai (value judgement). Ranah penilaian kelas merefleksikan pengetahuan (kognitif), keterampilan ( psikomotorik), dan sikap ( afekti)[2]
ContohEvaluasi di bidang pendidikan: evaluasi terhadap kurikulum baru, suatukebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, etos kerja guru.
b. Assessment
Penilaian(assessment) adalah penerapan berbagai prosedur, cara dan penggunaan beragamalat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauhmana ketercapaian hasilbelajar atau kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa[3].Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajarseorang siswa.


c. Pengukuran (measurement)
Pengukuran(measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsinumerik dari suatu tingkatan di mana seorang siswa telah mencapai karakteristiktertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratifdalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungandengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
d. Tes
Tesadalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktudan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentuyang jelas.
JadiPenilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkahperencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkanpencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi tentanghasil belajar siswa.

B. Manfaat Penilaian Kelas
Manfaat penilaian kelas antara lainsebagai berikut:
  1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
  2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
  3. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
  4. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan pembelajaran.
  5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
  6. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas.
C. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsisebagai berikut:
1. Memberikaninformasi sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi
2. Mengevaluasihasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahamidirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihanprogram, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3. Menemukankesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didikdan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlumengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukankelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya
5. Sebagaikontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.


D. Rambu-rambu Penilaian Kelas
1. Kriteria Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitasberarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuaiuntuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlumemperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidakmengandung makna ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentukpenilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulispenilaian tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitasberkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable(ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjaminkonsistensi. Misalnya guru menilai suatu proyek, penilaian akan reliabel jikahasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengankondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjukpelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
c. Terfokus pada kompetensi
Dalampelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi,penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan),bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaianharus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragamkompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi pesertadidik.
e. Objektivitas
Penilaianharus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
f. Mendidik
Penilaiandilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkankualitas belajar bagi peserta didik.

2. Prinsip Penilaian Kelas
Dalam melaksanakan penilaian, gurusebaiknya:
  1. Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu, sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.
  2. Mengembangkan tugas-tugas penilaian yang bermakna, terkait langsung dengan kehidupan nyata.
  3. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.
  4. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
    1. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
    2. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
    3. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehari-hari sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
    4. Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan terhadap semua Stándar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
    5. Mengadakan ulangan harian bila sudah menyelesaikan satu atau beberapa indikator. Dengan demikian tidak perlu menunggu menyelesaikan 1 KD, karena ruang lingkupnya besar. Pelaksanaan ulangan harian dapat dilakukan dengan penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian unjuk kerja, atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi atau kompetensi yang dinilai. Ulangan tengah semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar dipertengahan semester, sedangkan ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua kompetensi dasar semester bersangkutan. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap. Guru menetapkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir tahun).
PENGELOLAAN HASIL PENILAIAN

A. Pengolahan Hasil Penilaian
1. Data Penilaian UnjukKerja
Datapenilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukanterhadap penampilan peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dengancara mengisi format observasi yang dapat berupa daftar cek atau skala penilaian.
Nilai yang dicapai oleh pesertadidik dalam suatu kegiatan unjuk kerja adalah skor pencapaian dibagi skormaksimum dikali 10 (untuk skala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100).Misalnya, dalam suatu penilaian unjuk kerja pidato, ada 8 aspek yang dinilai,antara lain: berdiri tegak, menatap kepada hadirin, penyampaian gagasan jelas,sistematis, dan sebagainya. Apabila seseorang mendapat skor 6, skor maksimumnya8, maka nilai yang akan diperoleh adalah = 6/8 x 10 = 7,5 atau 6/8 x 100 = 75.
Nilai75 yang dicapai peserta didik mempunyai arti bahwa peserta didik telah mencapai75% dari kompetensi ideal yang diharapkan untuk unjuk kerja tersebut. Apabiladitetapkan batas ketuntasan penguasaan kompetensi 70%, maka untukkompetensi tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik telah mencapaiketuntasan belajar.

2. Data Penilaian Sikap
Datapenilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkanpengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan gurudapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsungdan laporan pribadi.
Seperti telah diutarakan sebelumnya,hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalahkejadian-kejadian yang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, danunjuk kerja peserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengankejadian-kejadian yang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapatperhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka pembinaanpeserta didik.
Padaakhir semester, guru mata pelajaran merumuskan sintesis, sebagai deskripsi darisikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik dalam semester tersebut untukmata pelajaran yang bersangkutan. Deskripsi tersebut menjadi bahan ataupernyataan untuk diisi dalam kolom Catatan Guru pada rapor peserta didik untuksemester dan mata pelajaran yang berkaitan. Selain itu, berdasarkancatatan-catatan tentang peserta didik yang dimilikinya, guru mata pelajarandapat memberi masukan pula kepada Guru Bimbingan Konseling untuk merumuskancatatan, baik berupa peringatan atau rekomendasi tentang peserta didik, yangselanjutnya dijadikan bahan bagi wali kelas dalam mengisi kolom Pengembangan Diri dalam rapor. Catatan Guru mata pelajaran menggambarkan sikapatau tingkat penguasaan peserta didik berkaitan dengan pelajaran yangditempuhnya dalam bentuk kalimat naratif. Demikian juga catatan dalam kolomPengembangan Diri, menggambarkan perilaku peserta didik yang perlu mendapatpenghargaan/pujian atau peringatan.

3. Data Penilaian Tertulis
Datapenilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagaites tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentukpilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat.
Soal bentuk pilihan ganda diskordengan memberi angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0(nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didikuntuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur: jumlah jawaban benar
—————————— X 10
jumlah seluruh butir soal
Prosedurini juga dapat digunakan dalam menghitung skor perolehan peserta didik untuksoal berbentuk benar salah, menjodohkan, dan jawaban singkat. Keempat bentuksoal terakhir ini juga dapat dilakukan penskoran secara objektif dan dapatdiberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Soalbentuk uraian dibedakan dalam dua kategori, uraian objektif dan uraiannon-objektif. Uraian objektif dapat diskor secara objektif berdasarkan konsepatau kata kunci yang sudah pasti sebagai jawaban yang benar. Setiapkonsep atau kata kunci yang benar yang dapat dijawab peserta didik diberi skor1. Skor maksimal butir soal adalah sama dengan jumlah konsep kunci yangdituntut untuk dijawab oleh peserta didik. Skor capaian peserta didik untuksatu butir soal kategori ini adalah jumlah konsep kunci yang dapat dijawabbenar, dibagi skor maksimal, dikali dengan 10.
Soal bentuk uraian non objektiftidak dapat diskor secara objektif, karena jawaban yang dinilai dapatberupa opini atau pendapat peserta didik sendiri, bukan berupa konsep kunciyang sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria jawaban. Setiapkriteria jawaban diberikan rentang nilai tertentu, misalnya 0 – 5. Tidak adajawaban untuk suatu kriteria diberi skor 0. Besar-kecilnya skor yang diperolehpeserta didik untuk suatu kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaanjawaban dibandingkan dengan kriteria jawaban tersebut.
Skorpenilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk tes tertulis perludigabung menjadi satu kesatuan nilai penguasaan kompetensi. Dalam prosespenggabungan dan penyatuan nilai, data yang diperoleh dengan masing-masingbentuk soal tersebut juga perlu diberi bobot, dengan mempertimbangkantingkat kesukaran dan kompleksitas jawaban.
Nilai yang diperoleh peserta didikmerupakan deskripsi tentang tingkat atau persentase penguasaan kompetensi.Misalnya, nilai 65,00 dapat diinterpretasikan peserta didik telah menguasai 65%dari kompetensi yang diharapkan.

4. Data Penilaian Proyek
Datapenilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajiandata/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yangterentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalahskor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhantahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16.
Berikut tabel yang memuat contohdeskripsi dan penskoran untuk masing-masing tahap.

Tahap
Deskripsi
Skor
Perencanaan/ persiapan
Memuat:
topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat penelitian, daftar pertanyaan atau format pengamatan yang sesuai dengan tujuan.
1- 4
Pengumpulan data
Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. Ketepatan menggunakan alat/bahan
1- 4
Pengolahan data
Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian.
1- 4
Penyajian data/ laporan
Merumuskan topik, merumuskan tujuan penelitian, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran.
1- 4

Total Skor


Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasipada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.
5. Data Penilaian Produk
Data penilaian produk diperoleh daritiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan (produk), dan tahappenilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaian produk diperolehdengan menggunakan cara holistik atau cara analitik. Dengan cara holistik, gurumenilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan produk denganmenggunakan kriteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 –10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkantahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan,dan tahap penilaian.
Contoh tabel penilaian analitik danpenskorannya.

Tahap
Deskripsi
Skor
Persiapan
Kemampuan merencanakan seperti:
  • · menggali dan mengembangkan gagasan;
  • · mendesain produk, menentukan alat dan bahan
1-10
Pembuatan Produk
  • · Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan;
  • · Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat;
  • · Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik;
1-10
Penilaian produk
  • · Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan/fungsinya;
  • · Produk memenuhi kriteria keindahan.
1-10

Kriteria penskoran:
  • · menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;
  • · semakin baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.
6. Data penilaian Portofolio
Datapenilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan informasiyang telah dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaanpeserta didik, dan (3) profil perkembangan peserta didik. Hasil catatan gurumampu memberi penilaian terhadap sikap peserta didik dalam melakukan kegiatanportofolio. Hasil pekerjaan peserta didik mampu memberi skor berdasarkankriteria (1) rangkuman isi portofolio, (2) dokumentasi/data dalam folder, (3)perkembangan dokumen, (4) ringkasan setiap dokumen, (5) presentasi dan (6)penampilan. Hasil profil perkembangan peserta didik mampu memberi skor berdasarkangambaran perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik pada selang waktutertentu. Ketiga komponen ini dijadikan suatu informasi tentang tingkatkemajuan atau penguasaan kompetensi peserta didik sebagai hasil dari prosespembelajaran.
Berdasarkanketiga komponen penilaian tersebut, guru menilai peserta didik denganmenggunakan acuan patokan kriteria yang artinya apakah peserta didik telahmencapai kompetensi yang diharapkan dalam bentuk persentase (%) pencapaian ataudengan menggunakan skala 0 – 10 atau 0 – 100. Pensekoran dilakukan berdasarkan kegiatan unjuk kerja, dengan rambu-rambu atau kriteria penyekoranportofolio yang telah ditetapkan. Skor pencapaian peserta didik dapatdiubah ke dalam skor yang berskala 0 -10 atau 0 – 100 dengan patokan jumlahskor pencapaian dibagi skor maksimum yang dapat dicapai, dikali dengan 10 atau100. Dengan demikian akan diperoleh skor peserta didik berdasarkan portofoliomasing-masing.




7. Data Penilaian Diri
Datapenilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan olehpeserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Padataraf awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik tidak dapatlangsung dipercayai dan digunakan, karena dua alasan utama. Pertama, karenapeserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat terbuka kemungkinan bahwapeserta didik banyak melakukan kesalahan dalam penilaian. Kedua, adakemungkinan peserta didik sangat subjektif dalam melakukan penilaian, karenaterdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu,pada taraf awal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaahan terhadap hasilpenilaian diri peserta didik. Guru perlu mengambil sampel antara 10% s.d. 20%untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila hasil koreksiulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa peserta didik banyak melakukankesalahan-kesalahan dalam melakukan koreksi, guru dapat mengembalikan seluruhhasil pekerjaan kepada peserta didik untuk dikoreksi kembali, denganmenunjukkan catatan tentang kelemahan-kelemahan yang telah mereka lakukan dalamkoreksian pertama. Dua atau tiga kali guru melakukan langkah-langkah koreksidan telaahan seperti ini, para peserta didik menjadi terlatih dalam melakukanpenilaian diri secara baik, objektif, dan jujur.
Apabilapeserta didik telah terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik,objektif, dan jujur, hal ini akan sangat membantu meringankan beban tugas guru. Hasil penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat dipercayaserta dapat dipahami, diinterpresikan, dan digunakan seperti hasil penilaianyang dilakukan oleh guru. Selanjutnya guru dapat memberikan umpan balik untukmasing- masing peserta didik. Hasil penilaian diri juga dapat dijadikan dasarbagi guru untuk memberikan nilai kompetensi siswa.

B. Interpretasi HasilPenilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar
Penilaiandilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatukompetensi mengacu ke indikator. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapatdijaring dengan beberapa soal/tugas.
Kriteria ketuntasan belajar setiapindikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%.Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namunsekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, sepertitingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan dayadukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas sekolahakan dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional.Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkandengan sekolah lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan ini diharapkansekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkankriteria pencapaian indikator semakin mendekati 100%.
Apabilanilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar darikriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskanindikator itu. Apabila semua indikator telah tuntas, dapat dikatakan pesertadidik telah menguasai KD bersangkutan. Dengan demikian, peserta didik dapatdiinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila jumlahindikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50%, peserta didik dapatmempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belumtuntas. Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD lebihkecil dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan peserta didik itu belummenuntaskan indikator itu. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yangbelum tuntas sama atau lebih dari 50%, peserta didik belum dapatmempelajari KD berikutnya.
Contoh penghitungan nilai kompetensidasar dan ketuntasan belajar pada suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar
Indikator
Kriteria Ketuntasan
Nilai peserta didik
Ketuntasan
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi
1. Menganalisis keterkaitan teori tektonik lemeng terhadap persebaran gunung api, gempa bumi dan pembentukan relief muka bumi
2. Mengidentifikasi ciri bentang lahan sebagai akibat proses pengikisan dan pengendapan
3. Mengidentifikasi degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan
60%
60%
50%
60
59
59
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
1. Mengidentifikasi ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya
2. Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim (penyinaran, suhu, angin, kelembaban, awan, curah hujan)
3. Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim
60%
70%
60%
61
80
90
Tuntas
Tuntas
Tuntas

Berdasarkan tabel dapat diketahuibahwa nilai indikator pada kompetensi dasar 1 cenderung 60. Jadi nilaikompetensi dasar 1 adalah 60 atau 6. Nilai indikator pada kompetensi dasar ke2 bervariasi, sehingga dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilaikompetensi dasar ke 2 :
Pada kompetensi dasar 1, indikatorke- 2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikatortersebut.




PENILAIAN PAN DAN PAP
A. PENILAIAN ACUAN NORMATIF(PAN)
Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu prosespembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinyapemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
Contoh:
1. Suatu kelompok peserta didik (siswa) terdiri dari 9 orangmendapat skor (nilai mentah):
50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, 30
Dari skor mentah ini dapat dibaca bahwa perolehan tertinggiadalah 50 dan perolehan terendah adalah 30. Dengan demikian nilai tertinggidiberikan terhadap skor tertinggi, misalnya 10. Secara proporsional skor diatas dapat diberi nilai 10, 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Cara lain ialah dengan menghitung persentase jawaban benaryang dijawab oleh setiap siswa. Kemudian kepada siswa yang memperolehpersentase tertinggi diberikan nilai tertinggi. Jika skor (nilai mentah) diatas didapat dari 60 butir pertanyaan atau skor maksimalnya 60, maka(perhatikan tabel di bawah ini)!
Tabel. 1
Menghitung Nilai dari Skor (Nilai Mentah)
Nilai mentah
50
45
45
40
40
40
35
35
30
Persentase
jawaban
yang benar
83,3
75,0
75,0
66,7
66,7
66,7
58,5
58,5
50,0
Nilai
(1-10)
10
9
9
8
8
8
7
7
6
Untuk mengubah persentase menjadi nilai (1-10) dengan carabahwa persentase tertinggi diberi nilai 10, ini berarti bahwa 83,3% dihargai10, maka 75,0% harganya adalah (75,0%/83,3%) x 10 = 9,0.
Dapat juga dicari faktor pengali terlebih dahulu, yaitu:
83,3% adalah 10 atau (83,3/100) x n = 10 atau n = 12. Jadifaktor pengalinya adalah 12, sehingga 66,7% pada nilai (1-10) adalah 66,7% x 12= 7,9 atau 8.
2. Sekelompok siswa terdiri dari 40orang dalam satu ujian memperoleh nilai mentah sebagai berikut:
55
43
39
38
37
35
34
32
52
43
40
37
36
35
34
30
49
43
40
37
36
35
33
28
48
42
40
37
36
34
33
22
46
39
38
37
36
34
32
21
Penyebarannilai mentah di atas dapat ditulis seperti tabel berikut:
Tabel. 2
PengolahanNilai Mentah Menjadi (1-10)
No.
Nilai Mentah
Jumlah Siswa
Jika 55 diberi 10 maka
Jika skor maks. 75 maka % yg benar
Persentase diubah menjadi (1-10)
1
2
3
4
5
6
1
55
1
10,0
73,3
10,0
2
52
1
9,5
69,3
9,5
3
49
1
9,0
65,3
9,0
4
48
1
8,7
64,0
8,7
5
46
1
8,4
61,3
8,4
6
43
3
7,8
57,3
7,8
7
42
1
7,6
56,0
7,6
8
40
3
7,3
53,3
7,3
9
39
2
7,1
52,0
7,1
10
38
2
6,9
50,7
6,9
11
37
5
6,7
49,3
6,7
12
36
4
6,5
48,0
6,5
13
35
3
6,4
46,7
6,4
14
34
4
6,2
45,3
6,2
15
33
2
6,0
44,9
6,0
16
32
2
5,8
42,7
5,8
17
30
1
5,5
40,0
5,5
18
28
1
5,1
37,3
5,1
19
22
1
4,0
29,3
4,0
20
21
1
3,8
28,0
3,8
Jumlah siswa: 40
Jika nilai mentah yang paling tinggi 55, diberi nilai 10maka nilai untuk: 52 adalah (52/55) x 10 = 9,5.
Misalnya dalam ujian tersebut nilai maksimalnya 75, makabesar presentase dihitung sebagai berikut: (55/75) x 100% = 73,3%.
Nilai akhir yang dihitung berdasarkan perubahan nilai mentahmenjadi nilai (1-10) atau nilai mentah menjadi persentase kemudian menjadinilai (1-10) hasilnya sama, sebagaimana terlihat pada kolom 4 dan kolom 6 padatabel 2 di atas.
Bilamana jumlah anggota kelompok tidak hanya satu kelastetapi beberapa kelas sehingga banyaknya peserta didik (siswa) ratusanjumlahnya maka untuk memberi nilai kepada setiap anggota kelompok digunakanstatistik sederhana dengan menentukan besarnya skor rata-rata kelompok dansimpangan baku kelompok (mean and standard deviation).
Jumlah anggota kelompok yang besar, distribusi (penyebaran)kemampuannya mulai dari yang paling pandai, pandai, sedang, kurang dan sangatkurang.
Dalam hal ini penyebaran kemampuan anggota kelompok biasanyadigambarkan menurut kurva normal.


Menurut distribusi kurva normal kalau sekelompok peserta didik (siswa) yangmemiliki skor rata-rata 60, maka jumlah siswa yang mendapat skor 60 ke atasadalah:
60 sampai dengan (60 + 1.SD) adalah 34,13%
(60 + 1.SD) sampai dengan (60 + 2.SD) adalah 13,59%
(60 + 2.SD) sampai dengan (60 + 3.SD) adalah 2,14%
Begitu pula siswa yang mendapat skor 60 ke bawah adalah:
60 sampai dengan (60 – 1.SD) adalah 34,13%
(60 – 1.SD) sampai dengan (60 – 2.SD) adalah 13,59%
(60 – 2.SD) sampai dengan (60 – 3.SD) adalah 2,14%
Dengan kata lain jumlah siswa yang memperoleh skor antara (+1.SD sampai dengan – 1.SD) adalah 68,26%, yang memperoleh skor antara (+ 2.SDsampai dengan – 2.SD) adalah 95,44%.
Tabel.3
KonversiSkor Mentah ke dalam Nilai (1-10)
Skor Mentah
Nilai
(1-10)
Contoh
Skor Rata-rata + 2,25SD
10
Perhatikan table. 2, peserta dengan
skor mentah 49 mendapat nilai:
37,4 + 6,8n = 49 ( n = besar
penyimpangan antara + 2,25
sampai dengan – 2,25, maka
didapat n = 1, 71.
Dengan demikian peserta dengan
skor mentah 49 mendapat nilai 8,5.
Skor Rata-rata + 1,75SD
9
Skor Rata-rata + 1,25SD
8
Skor Rata-rata + 0,75SD
7
Skor Rata-rata + 0,25SD
5
Skor Rata-rata – 0,25SD
6
Skor Rata-rata – 0,75SD
4
Skor Rata-rata – 1,25SD
3
Skor Rata-rata – 1,75SD
2
Skor Rata-rata – 2,25SD
1

B. PENGEMBANGAN BUTIR SOAL UNTUKPAN
Di atas telah disebutkan bahwa dasar penentuan nilai akhiradalah kurva normal, artinya peserta ujian dianggap mengikuti kurva normal,yaitu 68,3% dari mereka memiliki kemampuan akademis yang sedang, 13,6% memilikikemampuan akademis baik, dan 2,3% memiliki kemampuan akademis baik sekali,sebaliknya 13,6% kemampuannya kurang dan 2,3% kemampuannya kurang sekali.Dengan demikian kalau membuat soal yang semuanya sukar akan berakibat hanyasebagian kecil yang lulus, sebaliknya kalau membuat soal yang semuanya mudahmaka kebanyakan atau hampir semuanya akan lulus. Dengan kata lain soal yangsemuanya sukar atau soal yang semuanya mudah tidak akan memenuhi kondisi kurvanormal. Susunlah soal yang sebagian besar tingkat kesukarannya sedang, sebagiankecil ada yang mudah dan ada yang sukar. Dengan penyusunan perangkat soalseperti ini akan dapat diharapkan bahwa peserta yang pintar akan dapat menjawabsemua butir soal, sehingga mereka akan ada yang memperoleh nilai tertinggi padaskala (1-10), namun kebanyakan peserta akan dapat menjawab butir-butirpertanyaan yang mudah dan yang sedang, dan sebagian kecil peserta ujian hanyamenjawab dengan tepat butir-butir soal yang mudah ditambah sebagian kecil daributir soal yang sedang, mereka inilah calon peserta yang tidak lulus.
Dengan kata lain, mencantumkan butir soal pada saat satuperangkat soal ditentukan oleh kemampuan kelompok yang akan mengikuti ujian,bukan ditentukan konsep-konsep yang harus dikuasai oleh peserta ujian. Dampakpengukuran PAN pada masing-masing individu adalah alat ukur yang digunakanbelum pasti dapat mengukur kemampuan maksimal yang dimiliki seseorang (pesertaujian).

C. PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) didasarkan pada adanya tujuaninstruksional yang dapat diukur. Tujuan inilah yang dipedomani untukmelaksanakan pembelajaran dan untuk mengembangkan (menulis) alat ukur. Dengan katalain apa yang direncanakan, maka dilaksanakan dalam proses pembelajaran dandiukur untuk menentukan apakah proses pembelajaran sudah mencapai tujuan.
Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telahdan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswaterhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apayang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik(siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.
Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitaspembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tesakhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan test awalmerupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentusebagaimana diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP merupakan carapandang yang harus diterapkan.
PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yangtidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapatsiswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilaikelompok berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas (masterylearning).
Pada cara ini hanya mereka yang telah menguasai palingsedikit sekian persen soal-soal yang ditanyakan, siswa yang dianggap menguasaimateri yang ditanyakan itu. Batas kelulusan itu misalnya dapat menjawabpertanyaan-pertanyaan sebanyak 75%. Bila hendak dikonversi terhadap nilai A, B,C, D atau E, dapat menggunakan pedoman berikut:


Tabel. 4
Konversi Angka terhadap Nilai
Angka
Nilai (Huruf)
95 – 100
87 – 94
75 – 86
60 – 74
<>
A
B
C
D
E (Gagal)
Pengelompokan nilai-nilai mentah kedalam huruf-huruftersebut tanpa adanya alasan ilmiah, hanya rasional saja.
D. PENGEMBANGAN BUTIR SOAL UNTUKPAP
Pengembangan butir soal untuk PAP tingkat kesukarannya tidakdiperhatikan karena maksud soal ini bukan membedakan siswa yang pandai darisiswa yang kurang, tetapi melihat penguasaan seseorang terhadap bahan atautujuan instruksional. Juga daya pembeda tidak diperhatikan dalam PAP, tetapiyang menjadi perhatian ialah daya serap siswa.
PAN dan PAP, keduanya digunakan dalam penilaian kognitif(pengetahuan). Kedua pendekatan ini akhirnya dapat menggunakan angka (1-10)atau (1-100) atau A, B, C, D, E. Sedangkan penilaian untuk yang non kognitif(sikap, keberhasilan, disiplin misalnya) dinyatakan secara verbal seperti baiksekali, baik, sedang, kurang, atau kurang sekali.

E. PERBANDINGAN PAP DAN PAN