300x300

Wednesday, November 30, 2011

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN “PENILAIAN KELAS, KRITERIA ACUAN PAN DAN PAP”


MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN



“PENILAIAN KELAS, KRITERIA

ACUAN PAN DAN PAP”




Dosen pembimbing :

SUJOKO M.OR












Disusun oleh :
M.BURHAN EFENDI (09.1.01.09.0322)



PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


2011











DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
PENILAIAN KELAS
KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS
A. Pengertian Penilaian Kelas
B. Manfaat Penilaian Kelas
C. Fungsi Penilaian Kelas
D. Rambu-rambu Penilaian Kelas

PENGELOLAAN HASIL PENILAIAN
A. Pengolahan Hasil Penilaian
B. Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar

PENILAIAN PAN DAN PAP
A. Penilaian Acuan Normatif (PAN)
B. Pengembangan Butir Soal Untuk PAN
C. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
D. Pengembangan Butir Soal untuk PAP
E. Perbandingan PAP dan PAN





KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas EVALUASI PEMBELAJARAN ini dengan baik. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman semua yang telah memberikan pengarahan dan dukungan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah EVALUASI PEMBELAJARAN ini dengan baik.

Kami sadar bahwa dalam penulisan ataupun penyampaian dalam tugas ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar dalam penyusunan makalah yang selanjutnya dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan mahasiswa luas pada umumnya. Amin...





Kediri, 25 November 2011






KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS
A. Pengertian Penilaian Kelas

Penilaiankelas merupakan suatu kegiatan guru yangterkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasilbelajar peserta didik yang mengikuti prosespembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yangdiandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungandengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatukompetensi. Jadi penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.

Datayang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dandikumpulkan melalui prosedur, teknik dan alat penilaian yang sesuai dengankompetensi yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakanproses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikankeputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkantahapan belajarnya. Dariproses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapaisejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalamkurikulum.

Penilaiankelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkahperencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlahbukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, danpenggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelasdilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance),penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaianproyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya pesertadidik (portfolio), dan penilaian diri.

Penilaianhasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yangmenyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahamidan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkanuntuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yangdimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didiktidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yangdiharapkan.

UNSUREUNSURE PENILAIAN KELAS MENCAKUP :
a.Evaluasi
Evaluasiadalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telahdirencanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pulauntuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengankeputusan nilai (value judgement). Ranah penilaian kelas merefleksikan pengetahuan (kognitif), keterampilan ( psikomotorik), dan sikap ( afekti)[2]
ContohEvaluasi di bidang pendidikan: evaluasi terhadap kurikulum baru, suatukebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, etos kerja guru.
b. Assessment
Penilaian(assessment) adalah penerapan berbagai prosedur, cara dan penggunaan beragamalat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauhmana ketercapaian hasilbelajar atau kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa[3].Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajarseorang siswa.


c. Pengukuran (measurement)
Pengukuran(measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsinumerik dari suatu tingkatan di mana seorang siswa telah mencapai karakteristiktertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratifdalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungandengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
d. Tes
Tesadalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktudan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentuyang jelas.
JadiPenilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkahperencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkanpencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan penggunaan informasi tentanghasil belajar siswa.

B. Manfaat Penilaian Kelas
Manfaat penilaian kelas antara lainsebagai berikut:
  1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
  2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
  3. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
  4. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan pembelajaran.
  5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
  6. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas.
C. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsisebagai berikut:
1. Memberikaninformasi sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi
2. Mengevaluasihasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahamidirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihanprogram, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3. Menemukankesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didikdan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlumengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukankelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya
5. Sebagaikontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.


D. Rambu-rambu Penilaian Kelas
1. Kriteria Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitasberarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuaiuntuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlumemperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidakmengandung makna ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentukpenilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulispenilaian tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitasberkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable(ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjaminkonsistensi. Misalnya guru menilai suatu proyek, penilaian akan reliabel jikahasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengankondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjukpelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
c. Terfokus pada kompetensi
Dalampelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi,penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan),bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaianharus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragamkompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi pesertadidik.
e. Objektivitas
Penilaianharus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
f. Mendidik
Penilaiandilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkankualitas belajar bagi peserta didik.

2. Prinsip Penilaian Kelas
Dalam melaksanakan penilaian, gurusebaiknya:
  1. Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu, sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.
  2. Mengembangkan tugas-tugas penilaian yang bermakna, terkait langsung dengan kehidupan nyata.
  3. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.
  4. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
    1. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
    2. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
    3. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehari-hari sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
    4. Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan terhadap semua Stándar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
    5. Mengadakan ulangan harian bila sudah menyelesaikan satu atau beberapa indikator. Dengan demikian tidak perlu menunggu menyelesaikan 1 KD, karena ruang lingkupnya besar. Pelaksanaan ulangan harian dapat dilakukan dengan penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian unjuk kerja, atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi atau kompetensi yang dinilai. Ulangan tengah semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar dipertengahan semester, sedangkan ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua kompetensi dasar semester bersangkutan. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap. Guru menetapkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir tahun).
PENGELOLAAN HASIL PENILAIAN

A. Pengolahan Hasil Penilaian
1. Data Penilaian UnjukKerja
Datapenilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukanterhadap penampilan peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dengancara mengisi format observasi yang dapat berupa daftar cek atau skala penilaian.
Nilai yang dicapai oleh pesertadidik dalam suatu kegiatan unjuk kerja adalah skor pencapaian dibagi skormaksimum dikali 10 (untuk skala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100).Misalnya, dalam suatu penilaian unjuk kerja pidato, ada 8 aspek yang dinilai,antara lain: berdiri tegak, menatap kepada hadirin, penyampaian gagasan jelas,sistematis, dan sebagainya. Apabila seseorang mendapat skor 6, skor maksimumnya8, maka nilai yang akan diperoleh adalah = 6/8 x 10 = 7,5 atau 6/8 x 100 = 75.
Nilai75 yang dicapai peserta didik mempunyai arti bahwa peserta didik telah mencapai75% dari kompetensi ideal yang diharapkan untuk unjuk kerja tersebut. Apabiladitetapkan batas ketuntasan penguasaan kompetensi 70%, maka untukkompetensi tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik telah mencapaiketuntasan belajar.

2. Data Penilaian Sikap
Datapenilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkanpengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan gurudapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsungdan laporan pribadi.
Seperti telah diutarakan sebelumnya,hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalahkejadian-kejadian yang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, danunjuk kerja peserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengankejadian-kejadian yang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapatperhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka pembinaanpeserta didik.
Padaakhir semester, guru mata pelajaran merumuskan sintesis, sebagai deskripsi darisikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik dalam semester tersebut untukmata pelajaran yang bersangkutan. Deskripsi tersebut menjadi bahan ataupernyataan untuk diisi dalam kolom Catatan Guru pada rapor peserta didik untuksemester dan mata pelajaran yang berkaitan. Selain itu, berdasarkancatatan-catatan tentang peserta didik yang dimilikinya, guru mata pelajarandapat memberi masukan pula kepada Guru Bimbingan Konseling untuk merumuskancatatan, baik berupa peringatan atau rekomendasi tentang peserta didik, yangselanjutnya dijadikan bahan bagi wali kelas dalam mengisi kolom Pengembangan Diri dalam rapor. Catatan Guru mata pelajaran menggambarkan sikapatau tingkat penguasaan peserta didik berkaitan dengan pelajaran yangditempuhnya dalam bentuk kalimat naratif. Demikian juga catatan dalam kolomPengembangan Diri, menggambarkan perilaku peserta didik yang perlu mendapatpenghargaan/pujian atau peringatan.

3. Data Penilaian Tertulis
Datapenilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagaites tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentukpilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat.
Soal bentuk pilihan ganda diskordengan memberi angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0(nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didikuntuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur: jumlah jawaban benar
—————————— X 10
jumlah seluruh butir soal
Prosedurini juga dapat digunakan dalam menghitung skor perolehan peserta didik untuksoal berbentuk benar salah, menjodohkan, dan jawaban singkat. Keempat bentuksoal terakhir ini juga dapat dilakukan penskoran secara objektif dan dapatdiberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Soalbentuk uraian dibedakan dalam dua kategori, uraian objektif dan uraiannon-objektif. Uraian objektif dapat diskor secara objektif berdasarkan konsepatau kata kunci yang sudah pasti sebagai jawaban yang benar. Setiapkonsep atau kata kunci yang benar yang dapat dijawab peserta didik diberi skor1. Skor maksimal butir soal adalah sama dengan jumlah konsep kunci yangdituntut untuk dijawab oleh peserta didik. Skor capaian peserta didik untuksatu butir soal kategori ini adalah jumlah konsep kunci yang dapat dijawabbenar, dibagi skor maksimal, dikali dengan 10.
Soal bentuk uraian non objektiftidak dapat diskor secara objektif, karena jawaban yang dinilai dapatberupa opini atau pendapat peserta didik sendiri, bukan berupa konsep kunciyang sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria jawaban. Setiapkriteria jawaban diberikan rentang nilai tertentu, misalnya 0 – 5. Tidak adajawaban untuk suatu kriteria diberi skor 0. Besar-kecilnya skor yang diperolehpeserta didik untuk suatu kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaanjawaban dibandingkan dengan kriteria jawaban tersebut.
Skorpenilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk tes tertulis perludigabung menjadi satu kesatuan nilai penguasaan kompetensi. Dalam prosespenggabungan dan penyatuan nilai, data yang diperoleh dengan masing-masingbentuk soal tersebut juga perlu diberi bobot, dengan mempertimbangkantingkat kesukaran dan kompleksitas jawaban.
Nilai yang diperoleh peserta didikmerupakan deskripsi tentang tingkat atau persentase penguasaan kompetensi.Misalnya, nilai 65,00 dapat diinterpretasikan peserta didik telah menguasai 65%dari kompetensi yang diharapkan.

4. Data Penilaian Proyek
Datapenilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap:perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajiandata/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yangterentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalahskor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhantahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16.
Berikut tabel yang memuat contohdeskripsi dan penskoran untuk masing-masing tahap.

Tahap
Deskripsi
Skor
Perencanaan/ persiapan
Memuat:
topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat penelitian, daftar pertanyaan atau format pengamatan yang sesuai dengan tujuan.
1- 4
Pengumpulan data
Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. Ketepatan menggunakan alat/bahan
1- 4
Pengolahan data
Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian.
1- 4
Penyajian data/ laporan
Merumuskan topik, merumuskan tujuan penelitian, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan)
Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran.
1- 4

Total Skor


Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasipada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.
5. Data Penilaian Produk
Data penilaian produk diperoleh daritiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan (produk), dan tahappenilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaian produk diperolehdengan menggunakan cara holistik atau cara analitik. Dengan cara holistik, gurumenilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan produk denganmenggunakan kriteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 –10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkantahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan,dan tahap penilaian.
Contoh tabel penilaian analitik danpenskorannya.

Tahap
Deskripsi
Skor
Persiapan
Kemampuan merencanakan seperti:
  • · menggali dan mengembangkan gagasan;
  • · mendesain produk, menentukan alat dan bahan
1-10
Pembuatan Produk
  • · Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan;
  • · Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat;
  • · Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik;
1-10
Penilaian produk
  • · Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaan/fungsinya;
  • · Produk memenuhi kriteria keindahan.
1-10

Kriteria penskoran:
  • · menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;
  • · semakin baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.
6. Data penilaian Portofolio
Datapenilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan informasiyang telah dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaanpeserta didik, dan (3) profil perkembangan peserta didik. Hasil catatan gurumampu memberi penilaian terhadap sikap peserta didik dalam melakukan kegiatanportofolio. Hasil pekerjaan peserta didik mampu memberi skor berdasarkankriteria (1) rangkuman isi portofolio, (2) dokumentasi/data dalam folder, (3)perkembangan dokumen, (4) ringkasan setiap dokumen, (5) presentasi dan (6)penampilan. Hasil profil perkembangan peserta didik mampu memberi skor berdasarkangambaran perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik pada selang waktutertentu. Ketiga komponen ini dijadikan suatu informasi tentang tingkatkemajuan atau penguasaan kompetensi peserta didik sebagai hasil dari prosespembelajaran.
Berdasarkanketiga komponen penilaian tersebut, guru menilai peserta didik denganmenggunakan acuan patokan kriteria yang artinya apakah peserta didik telahmencapai kompetensi yang diharapkan dalam bentuk persentase (%) pencapaian ataudengan menggunakan skala 0 – 10 atau 0 – 100. Pensekoran dilakukan berdasarkan kegiatan unjuk kerja, dengan rambu-rambu atau kriteria penyekoranportofolio yang telah ditetapkan. Skor pencapaian peserta didik dapatdiubah ke dalam skor yang berskala 0 -10 atau 0 – 100 dengan patokan jumlahskor pencapaian dibagi skor maksimum yang dapat dicapai, dikali dengan 10 atau100. Dengan demikian akan diperoleh skor peserta didik berdasarkan portofoliomasing-masing.




7. Data Penilaian Diri
Datapenilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentangkemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan olehpeserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Padataraf awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik tidak dapatlangsung dipercayai dan digunakan, karena dua alasan utama. Pertama, karenapeserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat terbuka kemungkinan bahwapeserta didik banyak melakukan kesalahan dalam penilaian. Kedua, adakemungkinan peserta didik sangat subjektif dalam melakukan penilaian, karenaterdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu,pada taraf awal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaahan terhadap hasilpenilaian diri peserta didik. Guru perlu mengambil sampel antara 10% s.d. 20%untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila hasil koreksiulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa peserta didik banyak melakukankesalahan-kesalahan dalam melakukan koreksi, guru dapat mengembalikan seluruhhasil pekerjaan kepada peserta didik untuk dikoreksi kembali, denganmenunjukkan catatan tentang kelemahan-kelemahan yang telah mereka lakukan dalamkoreksian pertama. Dua atau tiga kali guru melakukan langkah-langkah koreksidan telaahan seperti ini, para peserta didik menjadi terlatih dalam melakukanpenilaian diri secara baik, objektif, dan jujur.
Apabilapeserta didik telah terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik,objektif, dan jujur, hal ini akan sangat membantu meringankan beban tugas guru. Hasil penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat dipercayaserta dapat dipahami, diinterpresikan, dan digunakan seperti hasil penilaianyang dilakukan oleh guru. Selanjutnya guru dapat memberikan umpan balik untukmasing- masing peserta didik. Hasil penilaian diri juga dapat dijadikan dasarbagi guru untuk memberikan nilai kompetensi siswa.

B. Interpretasi HasilPenilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar
Penilaiandilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatukompetensi mengacu ke indikator. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapatdijaring dengan beberapa soal/tugas.
Kriteria ketuntasan belajar setiapindikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%.Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namunsekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, sepertitingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan dayadukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas sekolahakan dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional.Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkandengan sekolah lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan ini diharapkansekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkankriteria pencapaian indikator semakin mendekati 100%.
Apabilanilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar darikriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskanindikator itu. Apabila semua indikator telah tuntas, dapat dikatakan pesertadidik telah menguasai KD bersangkutan. Dengan demikian, peserta didik dapatdiinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila jumlahindikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50%, peserta didik dapatmempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belumtuntas. Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD lebihkecil dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan peserta didik itu belummenuntaskan indikator itu. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yangbelum tuntas sama atau lebih dari 50%, peserta didik belum dapatmempelajari KD berikutnya.
Contoh penghitungan nilai kompetensidasar dan ketuntasan belajar pada suatu mata pelajaran.

Kompetensi Dasar
Indikator
Kriteria Ketuntasan
Nilai peserta didik
Ketuntasan
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi
1. Menganalisis keterkaitan teori tektonik lemeng terhadap persebaran gunung api, gempa bumi dan pembentukan relief muka bumi
2. Mengidentifikasi ciri bentang lahan sebagai akibat proses pengikisan dan pengendapan
3. Mengidentifikasi degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan
60%
60%
50%
60
59
59
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
1. Mengidentifikasi ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya
2. Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim (penyinaran, suhu, angin, kelembaban, awan, curah hujan)
3. Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim
60%
70%
60%
61
80
90
Tuntas
Tuntas
Tuntas

Berdasarkan tabel dapat diketahuibahwa nilai indikator pada kompetensi dasar 1 cenderung 60. Jadi nilaikompetensi dasar 1 adalah 60 atau 6. Nilai indikator pada kompetensi dasar ke2 bervariasi, sehingga dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilaikompetensi dasar ke 2 :
Pada kompetensi dasar 1, indikatorke- 2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikatortersebut.




PENILAIAN PAN DAN PAP
A. PENILAIAN ACUAN NORMATIF(PAN)
Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu prosespembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinyapemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.
Contoh:
1. Suatu kelompok peserta didik (siswa) terdiri dari 9 orangmendapat skor (nilai mentah):
50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, 30
Dari skor mentah ini dapat dibaca bahwa perolehan tertinggiadalah 50 dan perolehan terendah adalah 30. Dengan demikian nilai tertinggidiberikan terhadap skor tertinggi, misalnya 10. Secara proporsional skor diatas dapat diberi nilai 10, 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Cara lain ialah dengan menghitung persentase jawaban benaryang dijawab oleh setiap siswa. Kemudian kepada siswa yang memperolehpersentase tertinggi diberikan nilai tertinggi. Jika skor (nilai mentah) diatas didapat dari 60 butir pertanyaan atau skor maksimalnya 60, maka(perhatikan tabel di bawah ini)!
Tabel. 1
Menghitung Nilai dari Skor (Nilai Mentah)
Nilai mentah
50
45
45
40
40
40
35
35
30
Persentase
jawaban
yang benar
83,3
75,0
75,0
66,7
66,7
66,7
58,5
58,5
50,0
Nilai
(1-10)
10
9
9
8
8
8
7
7
6
Untuk mengubah persentase menjadi nilai (1-10) dengan carabahwa persentase tertinggi diberi nilai 10, ini berarti bahwa 83,3% dihargai10, maka 75,0% harganya adalah (75,0%/83,3%) x 10 = 9,0.
Dapat juga dicari faktor pengali terlebih dahulu, yaitu:
83,3% adalah 10 atau (83,3/100) x n = 10 atau n = 12. Jadifaktor pengalinya adalah 12, sehingga 66,7% pada nilai (1-10) adalah 66,7% x 12= 7,9 atau 8.
2. Sekelompok siswa terdiri dari 40orang dalam satu ujian memperoleh nilai mentah sebagai berikut:
55
43
39
38
37
35
34
32
52
43
40
37
36
35
34
30
49
43
40
37
36
35
33
28
48
42
40
37
36
34
33
22
46
39
38
37
36
34
32
21
Penyebarannilai mentah di atas dapat ditulis seperti tabel berikut:
Tabel. 2
PengolahanNilai Mentah Menjadi (1-10)
No.
Nilai Mentah
Jumlah Siswa
Jika 55 diberi 10 maka
Jika skor maks. 75 maka % yg benar
Persentase diubah menjadi (1-10)
1
2
3
4
5
6
1
55
1
10,0
73,3
10,0
2
52
1
9,5
69,3
9,5
3
49
1
9,0
65,3
9,0
4
48
1
8,7
64,0
8,7
5
46
1
8,4
61,3
8,4
6
43
3
7,8
57,3
7,8
7
42
1
7,6
56,0
7,6
8
40
3
7,3
53,3
7,3
9
39
2
7,1
52,0
7,1
10
38
2
6,9
50,7
6,9
11
37
5
6,7
49,3
6,7
12
36
4
6,5
48,0
6,5
13
35
3
6,4
46,7
6,4
14
34
4
6,2
45,3
6,2
15
33
2
6,0
44,9
6,0
16
32
2
5,8
42,7
5,8
17
30
1
5,5
40,0
5,5
18
28
1
5,1
37,3
5,1
19
22
1
4,0
29,3
4,0
20
21
1
3,8
28,0
3,8
Jumlah siswa: 40
Jika nilai mentah yang paling tinggi 55, diberi nilai 10maka nilai untuk: 52 adalah (52/55) x 10 = 9,5.
Misalnya dalam ujian tersebut nilai maksimalnya 75, makabesar presentase dihitung sebagai berikut: (55/75) x 100% = 73,3%.
Nilai akhir yang dihitung berdasarkan perubahan nilai mentahmenjadi nilai (1-10) atau nilai mentah menjadi persentase kemudian menjadinilai (1-10) hasilnya sama, sebagaimana terlihat pada kolom 4 dan kolom 6 padatabel 2 di atas.
Bilamana jumlah anggota kelompok tidak hanya satu kelastetapi beberapa kelas sehingga banyaknya peserta didik (siswa) ratusanjumlahnya maka untuk memberi nilai kepada setiap anggota kelompok digunakanstatistik sederhana dengan menentukan besarnya skor rata-rata kelompok dansimpangan baku kelompok (mean and standard deviation).
Jumlah anggota kelompok yang besar, distribusi (penyebaran)kemampuannya mulai dari yang paling pandai, pandai, sedang, kurang dan sangatkurang.
Dalam hal ini penyebaran kemampuan anggota kelompok biasanyadigambarkan menurut kurva normal.


Menurut distribusi kurva normal kalau sekelompok peserta didik (siswa) yangmemiliki skor rata-rata 60, maka jumlah siswa yang mendapat skor 60 ke atasadalah:
60 sampai dengan (60 + 1.SD) adalah 34,13%
(60 + 1.SD) sampai dengan (60 + 2.SD) adalah 13,59%
(60 + 2.SD) sampai dengan (60 + 3.SD) adalah 2,14%
Begitu pula siswa yang mendapat skor 60 ke bawah adalah:
60 sampai dengan (60 – 1.SD) adalah 34,13%
(60 – 1.SD) sampai dengan (60 – 2.SD) adalah 13,59%
(60 – 2.SD) sampai dengan (60 – 3.SD) adalah 2,14%
Dengan kata lain jumlah siswa yang memperoleh skor antara (+1.SD sampai dengan – 1.SD) adalah 68,26%, yang memperoleh skor antara (+ 2.SDsampai dengan – 2.SD) adalah 95,44%.
Tabel.3
KonversiSkor Mentah ke dalam Nilai (1-10)
Skor Mentah
Nilai
(1-10)
Contoh
Skor Rata-rata + 2,25SD
10
Perhatikan table. 2, peserta dengan
skor mentah 49 mendapat nilai:
37,4 + 6,8n = 49 ( n = besar
penyimpangan antara + 2,25
sampai dengan – 2,25, maka
didapat n = 1, 71.
Dengan demikian peserta dengan
skor mentah 49 mendapat nilai 8,5.
Skor Rata-rata + 1,75SD
9
Skor Rata-rata + 1,25SD
8
Skor Rata-rata + 0,75SD
7
Skor Rata-rata + 0,25SD
5
Skor Rata-rata – 0,25SD
6
Skor Rata-rata – 0,75SD
4
Skor Rata-rata – 1,25SD
3
Skor Rata-rata – 1,75SD
2
Skor Rata-rata – 2,25SD
1

B. PENGEMBANGAN BUTIR SOAL UNTUKPAN
Di atas telah disebutkan bahwa dasar penentuan nilai akhiradalah kurva normal, artinya peserta ujian dianggap mengikuti kurva normal,yaitu 68,3% dari mereka memiliki kemampuan akademis yang sedang, 13,6% memilikikemampuan akademis baik, dan 2,3% memiliki kemampuan akademis baik sekali,sebaliknya 13,6% kemampuannya kurang dan 2,3% kemampuannya kurang sekali.Dengan demikian kalau membuat soal yang semuanya sukar akan berakibat hanyasebagian kecil yang lulus, sebaliknya kalau membuat soal yang semuanya mudahmaka kebanyakan atau hampir semuanya akan lulus. Dengan kata lain soal yangsemuanya sukar atau soal yang semuanya mudah tidak akan memenuhi kondisi kurvanormal. Susunlah soal yang sebagian besar tingkat kesukarannya sedang, sebagiankecil ada yang mudah dan ada yang sukar. Dengan penyusunan perangkat soalseperti ini akan dapat diharapkan bahwa peserta yang pintar akan dapat menjawabsemua butir soal, sehingga mereka akan ada yang memperoleh nilai tertinggi padaskala (1-10), namun kebanyakan peserta akan dapat menjawab butir-butirpertanyaan yang mudah dan yang sedang, dan sebagian kecil peserta ujian hanyamenjawab dengan tepat butir-butir soal yang mudah ditambah sebagian kecil daributir soal yang sedang, mereka inilah calon peserta yang tidak lulus.
Dengan kata lain, mencantumkan butir soal pada saat satuperangkat soal ditentukan oleh kemampuan kelompok yang akan mengikuti ujian,bukan ditentukan konsep-konsep yang harus dikuasai oleh peserta ujian. Dampakpengukuran PAN pada masing-masing individu adalah alat ukur yang digunakanbelum pasti dapat mengukur kemampuan maksimal yang dimiliki seseorang (pesertaujian).

C. PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) didasarkan pada adanya tujuaninstruksional yang dapat diukur. Tujuan inilah yang dipedomani untukmelaksanakan pembelajaran dan untuk mengembangkan (menulis) alat ukur. Dengan katalain apa yang direncanakan, maka dilaksanakan dalam proses pembelajaran dandiukur untuk menentukan apakah proses pembelajaran sudah mencapai tujuan.
Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telahdan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswaterhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apayang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik(siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.
Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitaspembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tesakhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan test awalmerupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentusebagaimana diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP merupakan carapandang yang harus diterapkan.
PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yangtidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapatsiswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilaikelompok berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas (masterylearning).
Pada cara ini hanya mereka yang telah menguasai palingsedikit sekian persen soal-soal yang ditanyakan, siswa yang dianggap menguasaimateri yang ditanyakan itu. Batas kelulusan itu misalnya dapat menjawabpertanyaan-pertanyaan sebanyak 75%. Bila hendak dikonversi terhadap nilai A, B,C, D atau E, dapat menggunakan pedoman berikut:


Tabel. 4
Konversi Angka terhadap Nilai
Angka
Nilai (Huruf)
95 – 100
87 – 94
75 – 86
60 – 74
<>
A
B
C
D
E (Gagal)
Pengelompokan nilai-nilai mentah kedalam huruf-huruftersebut tanpa adanya alasan ilmiah, hanya rasional saja.
D. PENGEMBANGAN BUTIR SOAL UNTUKPAP
Pengembangan butir soal untuk PAP tingkat kesukarannya tidakdiperhatikan karena maksud soal ini bukan membedakan siswa yang pandai darisiswa yang kurang, tetapi melihat penguasaan seseorang terhadap bahan atautujuan instruksional. Juga daya pembeda tidak diperhatikan dalam PAP, tetapiyang menjadi perhatian ialah daya serap siswa.
PAN dan PAP, keduanya digunakan dalam penilaian kognitif(pengetahuan). Kedua pendekatan ini akhirnya dapat menggunakan angka (1-10)atau (1-100) atau A, B, C, D, E. Sedangkan penilaian untuk yang non kognitif(sikap, keberhasilan, disiplin misalnya) dinyatakan secara verbal seperti baiksekali, baik, sedang, kurang, atau kurang sekali.

E. PERBANDINGAN PAP DAN PAN

0 comments:

Post a Comment

TERIMAKASIH ATAS KOMENTARNYA.
Kapan-kapan komentar disini lagi ya?????