300x300

Monday, December 12, 2011

Sejarah Banser

Tahun 1924 dengan berlatar belakang pada berdirinya organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes berdiri organiosasi kepemudaan Syubbanul Wathan yang berarti Pemuda Tanah Air yang berdiri dibawah panji Nahdlatul Wathan yang didirikan oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaid melaui media khusus telah memiliki anggota 65 orang.  Perkembangan selanjutnya Subbanul Wathan disambut baik oleh kBarisan Ansor Serbaguna (Banser)ngan pemuda sehingga ratusan pemuda mencatatkan diri sebagai anggota,karena aktifitas organisasi ini menyentuh kepentingan dan kebutuhan pemuda pada saat itu.
Karena Subbanul Wathan telah diterima baik oleh kBarisan Ansor Serbaguna (Banser)ngan pemuda maka mebentuk organisasi  kepanduan yang diberi nama Ahlul Wathan  (Pandu Tanah Air) sebagai inspektur umum kwartir Imam Sukarlan Suryoseputro. Kerlanjutan perkembangan organisasi ini sampai pada masalah-masBarisan Ansor Serbaguna (Banser) kebangsaan dan pembelaan terhadap tanah air.
Setelah Nahdlatul Ulama’ (NU) berdiri (31 Januari 1926) kegiatan orgaisasi agak mengendor karena beberapa orang pengurusnya aktif dan disibukkan untuk mengurus  Organisasi Nahdlatu Ulama (NU).
Atas dasar pemikiran dan upaya Abdullah Uibaid dan Thohir Bakri pada tahun 1930 mengembangkan dan membangun organisasi yang berpengaruh ditingkat Nasional yang diberi nama Nahdlatus Subban (Kebangkitan Pemuda). Yang dipimpin oleh Umar Burhan.
Dengan latar belakang pengarahan KH. Abdul Wahab (guru besar kaum muda waktu itu) beliau menyebut beberapa ayat suci Al-Qur’an yang mengisahklan kesetiaan para sahabat Al-Khawariyyin yang tidak kepalang tanggung menolong perjuangan para Nabi menyiarkan ajaran Islam dengan pengorbanan lahir maupun bathin merka tampil sebagai pejuang yang tangguh dalam membela dan membetengi perjuangan Islam, kemudian Nabi memberi nama penghormatan kepada mereka dengan sebutan Ansor yang berarti mereka yang menolong. Kemudian pada tahun 24 April 1934 berdirilah organisasi ANO yang berarti Ansoru Nahdlatul Oelama yang dimaksudkan dapat mengambil berkah (Tabarrukan) atas semangat perjuangan para Sahabat nabi dalam memperjuangkan dan membela  serta menegakkan agama Allah. Diharapkan kelak senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat ansor yang selalu bertindak dan bersikap sebagai pelopor dalam memberikan pertolongan dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen yang seharusnya senantiasa dipegang teguh oleh para anggota Gerakan Pemuda Ansor.
Melalui konggres I tahun 1936, Konggres II tahun 1937 dan konggres III tahun 1938 memutuskan ANO mengadakan Barisan Berseragam yang diberi Nama Banoe dengan merinci jenis riyadloh yang diperbolehkan :
1.      Pendidikan Baris berbaris
2.      Latihan Lompat dan Lari
3.      Latihan Angkat mengangkat
4.      Latihan Ikat mengikat (Pioner)
5.      Fluit Tanzim (belajr kode/Isyarat suara)
6.      Isyarat dengan benderab (morse)
7.      Perkampungan dan perkemahan
8.      Belajar menolong Kecelakaan (PPPK)
9.      Musabaqoh Fil Kholli (Pacuan Kuda)
10.  Muromat (melempar lembing dan cakram)
Dari perkembangan-perkembangan yang terjadi inilah maka ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau disingkat dengan Banser.

0 comments:

Post a Comment

TERIMAKASIH ATAS KOMENTARNYA.
Kapan-kapan komentar disini lagi ya?????