Indonesia Telecommunication Users Group (IDTUG) meminta operator telekomunikasi segera menurunkan tarif SMS.
Permintaan itu seiring terbitnya larangan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) terhadap operator untuk memberikan layanan SMS gratis lintas operator (off-net) mulai 31 Desember 2008 lalu. Sekretaris Jenderal IDTUG Muhammad Jumadi Idris mengatakan, pelanggan seluler maupun telepon tetap mendukung langkah BRTI jika memang untuk kebaikan pelanggan.
Namun,jika tidak ada penurunan tarif dari operator, itu berarti merugikan pelanggan. “Kalau memang untuk menjaga jaringan agar tidak jebol itu bagus saja, artinya melindungi kepentingan pelanggan. Tetapi tarif SMS tentu harus turun sebagai kompensasinya,” desaknya.
Jumadi mengungkapkan, perhitungan untuk menurunkan tarif itu mudah saja, jika sekali mengirim tiga SMS, operator memberikan lima SMS gratis. Itu berarti biaya untuk tiga SMS harus dibagi untuk delapan SMS. “SMS gratis itu kan sebenarnya trik dari operator saja untuk menarik pelanggan. Harga SMS saat ini masih tergolong mahal, padahal bisa lebih murah lagi,”jelasnya.
Menurut Jumadi, pelanggan sebenarnya tidak masalah jika harus membayar, tetapi operator juga harus memberikan harga yang wajar. “Jangan mengambil untung yang terlalu besar.Kalau harga wajarnya Rp50,kita suruh bayar Rp55 tidak ada masalah. Sekarang saja hampir semua operator menerapkan harga SMS Rp250–300. Ini cukup mahal,”ungkapnya.
Division Head Public Relations PT Indosat Tbk Adita Irawati mengaku akan mematuhi setiap aturan yang dibuat pemerintah, dalam hal ini BRTI, termasuk mengenai larangan SMS gratis off-net.”Surat resminya sendiri belum kami lihat, tapi kalau itu sudah merupakan keputusan pemerintah kami akan patuh,” ungkap dia.
Adita menjelaskan, larangan dari BRTI tersebut tidak akan mengganggu perolehan atau target pelanggan Indosat tahun ini karena SMS gratis bukan produk utama Indosat. “Itu hanya pancingan yang diberikan Indosat kepada pelanggan. Jadi tidak akan berpengaruh besar terhadap Indosat,”katanya.
Menurut Adita, pendapatan SMS menyumbang 30% terhadap total pendapatan Indosat secara keseluruhan. “SMS ini masuk ke value added service(VAS) yang kontribusinya ke pendapatan mencapai 30%,”lanjutnya. Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) Hasnul Suhaimi.
Dia menyatakan dukungan dan akan melaksanakan secara bertahap larangan BRTI tersebut.”Kami dukung larangan BRTI itu dan kami akan matikan program SMS gratis seperti yang diminta BRTI,”tegasnya. GM Corporate Communication Telkomsel Azis Fuedi juga tidak memper-masalahkan larangan SMS gratis sepanjang demi kemajuan industri telekomunikasi di Indonesia.
“Saya belum baca aturannya,tapi regulator tentu punya pertimbangan yang cukup baik untuk kemajuan industri telekomunikasi,”katanya. Seperti diketahui, saat ini ada beberapa operator yang memberikan program layanan SMS gratis lintas operator seperti XL, Smart Telecom, Indosat, dan Hutchinson CP Telecom Indonesia (AXIS).
Sebelumnya, Ketua BRTI Basuki Yusuf Iskandar mengatakan, larangan SMS gratis lintas operator ini ditujukan untuk menjaga sistem jaringan telekomunikasi. BRTI menilai jika SMS yang mengarah ke gratis ini dibiarkan maka operator lain akan melakukannya. Hal yang menjadi kekhawatiran BRTI adalah operator besar melakukan hal serupa.
Sumber : Sindo, Jakarta (rakhmat baihaqi)
0 comments:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS KOMENTARNYA.
Kapan-kapan komentar disini lagi ya?????