Berhubungan dengan pelanggan yang marah, akan menyita banyak waktu dan
energi. Ini juga menjadi penyebab utama stress dalam bekerja. Untuk
dapat menangani kemarahan pelanggan, ada beberapa poin penting yang
perlu anda perhatikan.
1. INI BUKAN MASALAH PERSONAL.
Pelanggan yang marah pada anda, bukan karena masalah personal.
Mereka marah pada anda, karena anda adalah bagian dari perusahaan yang
mereka anggap tidak memberikan pelayanan yang semestinya. Penting
untuk anda mengingat hal ini, untuk menjaga agar anda tidak terpancing
emosi yang membuat suasana menjadi di luar kendali. Ada baiknya anda
mengamati gerak tubuh pelanggan anda. Seseorang yang marah, akan
menampilkan gerak tubuh tertentu, seperti gelisah, wajah yang memerah,
genggaman yang terkepal, terus menatap atau malah menghindar dari kontak
mata, dan lain-lain. Bila anda mengamati tanda-tanda seperti ini, anda
dapat mempersiapkan diri saat dia menghampiri anda. Sering situasi
menjadi di luar kontrol, karena seseorang bereaksi terlalu cepat
terhadap kemarahan sesorang. Ini disebabkan dia tidak menyangka
kemarahan pelanggan itu akan terjadi, sehingga dia tidak sempat bersiap.
Jika anda melihat seorang pelanggan dengan tanda-tanda kemarahan
seperti disebut diatas, persiapkan mental anda dengan selalu mengingat
bahwa anda BISA mengontrol situasi dan anda harus mengontrol diri anda.
Bila anda ikutan marah, maka anda akan memperburuk situasi.
2. MENGERTI APA YANG SEBENARNYA DIINGINKAN PELANGGAN
Pelanggan yang marah ingin diselesaikan masalahnya. Ini hanya
separuh benar. Memang mereka ingin masalahnya ditangani, tetapi mereka
juga ingin DIMENGERTI dan DIDENGAR. Mereka ingin menyalurkan kemarahan
atau kejengkelannya. Kesalahan yang umum dilakukan adalah langsung
memperbaiki masalahnya, tanpa mendengarkan dan berusaha mengerti mengapa
pelanggan menjadi marah. Lalu apa yang akan terjadi ? Pelanggan
tersebut masih begitu marahnya sehingga tidak mendengarkan penjelasan
anda, atau tidak siap untuk bekerjasama membereskan masalah. Jadi
kesalahan yang umum adalah terlalu cepat menangani masalah sebelum si
pelanggan “siap”. Ini menyebabkan anda harus menjelaskan atau bertanya
pertanyaan yang sama berulangkali karena memang si pelanggan tidak siap
mendengarkan anda. Dengarkan dan tunjukkan simpati pada pelanggan anda,
sebelum anda mulai menangani masalahnya.
3. JANGAN BERSIKAP BIROKRATIS
Dalam menghadapi kemarahan pelanggan, janganlah bersikap
kaku/birokratis. Anda harus menunjukkan bahwa anda adalah seseorang
yang sedang berusaha semaksimal mungkin menangani masalah mereka.
Berbicaralah dengan nada bersahabat. Jangan berbicara secara monoton
yang menunjukkan bahwa anda tidak tertarik. Panggillah pelanggan dengan
nama, dan perkenalkan diri anda di saat yang tepat. Dengarkan ucapan
pelanggan. Ulang kata-katanya, untuk menunjukkan bahwa anda
mendengarkan. Akan tetapi jangan menyela ucapan pelanggan sebelum dia
selesai. Jangan hanya memberikan jawaban “Ini sudah kebijaksanaan
kami”. Anda harus menjelaskan juga mengapa atau apa tujuan
kebijaksanaan itu diambil.
Menangani kemarahan dan keluhan pelanggan dengan baik dapat
merubahnya menjadi asset bagi anda. Yang patut diingat, mayoritas
pelanggan yang menyampaikan keluhan adalah pelanggan yang loyal yang
peduli terhadap bisnis anda. Mereka yang mau mengambil waktu untuk
menyampaikan keluhan adalah mereka yang mau mempergunakan waktunya untuk
memberitahu anda bahwa ada sesuatu yang salah di produk, proses atau
komunikasi anda. Pelanggan tersebut telah mengeluarkan usaha untuk
mengontak anda dan memberitahu bagaimana produk, proses atau komunikasi
anda tidak sesuai dengan harapan mereka. Ini adalah kesempatan bagi
anda untuk menyampaikan penghargaan bagi mereka yang telah mengontak
anda, dan untuk melakukan perbaikan internal. Jika anda mampu
menyelesaikan masalah dari satu keluhan pelanggan, mungkin anda juga
membantu banyak pelanggan yang lain, termasuk yang tidak mengontak anda.
Pelanggan yang loyal mempercayai bahwa anda mengetahui apa yang salah
untuk kemudian membenarkannya. Pelanggan yang loyal memberi anda
kesempatan untuk memperbaiki masalah. Jika seorang pelanggan mengeluh,
biasanya ada beberapa pelanggan lain yang mengalami masalah serupa.
Jika pelanggan yang mengeluh ini marah, itu tandanya mereka kecewa.
Bila ada pelanggan lain yang kecewa tetapi tidak mengontak anda, berarti
mereka sudah tidak percaya lagi pada anda. Sudah hampir pasti anda
akan kehilangan mereka. Tetapi anda masih dapat mempertahankan
pelanggan anda yang cukup loyal untuk memberikan kesempatan bagi anda
untuk merespons.
Yang perlu anda lakukan selanjutnya adalah memperbaiki pelanggan
anda, lalu perbaiki masalahnya. Prioritas utama adalah mengerti akibat
personal dari masalah itu terhadap pelanggan anda. Mungkin
kefrustrasian pelanggan anda disebabkan oleh karena dia merasa ditipu,
atau hal-hal lain yang merupakan efek samping dari masalah utamanya.
Dengarkan baik-baik, untuk menentukan bagaimana cara paling tepat
memenuhi kebutuhannya.
Setelah anda mengetahui sumber akar permasalahan dari keluhan
pelanggan anda, anda dapat melakukan perbaikan-perbaikan agar hal
tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari. Inilah kesempatan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan anda secara eksponensial! Jika anda
tidak dapat menghilangkan problemnya, setidaknya anda dapat menggunakan
pengalaman anda untuk menyiapkan solusi yang memadai bagi pelanggan lain
yang mempunyai masalah yang sama.
Berapa banyak biaya yang anda keluarkan untuk advertising,
marketing, dan usaha penjualan untuk menarik pelanggan baru ? Berapa
banyak anda bersedia berinvestasi di pelanggan anda yang sudah mempunyai
permasalahan karena anda, tetapi masih cukup mempercayai anda untuk
mengurus mereka ?
Jagalah pelanggan loyal anda yang menyediakan waktu untuk
menyampaikan keluhan. Gunakan pengalaman yang dihasilkan untuk
memperbaiki kesalahan, dan merencanakan respons.
Seperti kata Bill Gates “ Pelanggan anda yang paling tidak puas adalah sumber terbaik anda untuk belajar”.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
TERIMAKASIH ATAS KOMENTARNYA.
Kapan-kapan komentar disini lagi ya?????